Tuesday, April 19, 2011

Heboh, Ulat bulu menyerang pepohonan dan rumah warga

Akhir-akhir ini propinsi jawa timur di gegerkan dengan kemunculan ulat bulu yang menyerang pepohonan dan bahkan sampai menempel di dinding rumah. Daerah yang sudah terserang adalah porobolinggo, kota batu, jombang. Serangan ulat bulu akhir-akhir ini sangat menggila, “Ini Wabah Ulat Bulu Terparah dalam Sejarah”, Ribuan pohon dipangkas untuk mengendalikan wabah ulat bulu di Purbolinggo, Ulat bulu serang pohon mangga dan rumah warga. Seorang penduduk Desa Kerpangan di Kecamatan Leces, Qobil Yazid, mengatakan kepada BBC Indonesia dia belum pernah melihat serangan semacam ini selama puluhan tahun tinggal di desanya. “Satu pohon bisa gundul itu,” kata Yazid. Yazid mengatakan pemerintah juga melakukan penebangan dahan-dahan yang terserang ulat bulu. Yazid mengatakan penduduk berusaha mengatasi serangan ulat ini dengan menyemprotkan oli dan minyak tanah ke dinding dan lantai. Wibowo menduga bahwa begitu banyaknya ulat bulu yang bermigrasi ke dataran rendah disebabkan oleh hujan abu yang terjadi akibat letusan Gunung Bromo. “Banyak tanaman di dataran tinggi yang mati,” kata Wibowo. Wibowo mengatakan ulat bulu memilih pohon mangga karena pohon inilah yang tertinggi di dataran rendah. Probolinggo terkenal sebagai produsen mangga dan serangan ini terjadi sebelu pohon mangga berbunga yang biasanya terjadi pada bulan April. Dinas Pertanian Jawa Timur juga sudah meminta petugasnya untuk mengawasi keadaan di daerah-daerah yang bertetangga dengan Probolinggo seperti Pasuruan, Situbondo dan Bondowoso agar serangan ulat bulu ini tidak menyebar lebih jauh lagi.

Di Balik Serangan Ulat Bulu
Serangan ulat bulu di mulai pada tahun 2009. Pada waktu itu ulat bulu menyerang dua kota yaitu Bandung dan Lamongan.

Bandung – Saking banyaknya ulat bulu yang menyerang rumah warga, bahkan hingga ke kamar tidur, ada warga yang terpaksa mengungsi ke hotel. Ulat bulu yang jumlahnya ribuan itu telah menyerang perumahan elite, Komplek Setrasari, tepatnya di Jalan Setrasari Kulon Raya sejak Kamis (26/3/2009). Angi (35), pemilik rumah di Jalan Setrasari Kulon Raya No 26 B, mengaku keluarganya terpaksa mengungsi ke hotel karena sudah tak tahan diserang ulat bulu. “Tadi malam kami sekeluarga terpaksa menginap di hotel. Lama-lama kami geli juga karena ulatnya sudah masuk sampai kamar,” ujarnya saat ditemui di kediamannya, Sabtu (28/3/2009). Menurutnya ulat-ulat itu merayap di dinding rumah, halaman rumah, bahkan juga masuk kamar tidur. “Yang paling banyak hari Jumat. Keset di depan rumah saya yang warna cokelat berubah warna jadi hitam. Pas diteliti ternyata ulat semua,” ujarnya sambil bergidik. “Awalnya anak saya senang, karena dia suka sekali dengan binatang. Tapi lama kelamaan jadi ngeri juga. Sudah saya sapu, tapi tetap ada. Bahkan saya mengumpulkannya sampai satu toples,” sambungnya. Angi bercerita pemilik rumah yang berada di belakang rumahnya sempat marah-marah karena jemurannya banyak ulat. “Awalnya dia mengira ulat itu dari rumah saya. Padahal tembok belakang rumahnya itu kan berbatasan dengan lahan kosong. Nah kebetulan itu pas bagian jemuran,” tutur Angi.
Ribuan ulat bulu yang menyerang beberapa rumah warga itu berasal dari dua puluh Pohon Kaliki yang tumbuh di lahan kosong.

LAMONGAN, KOMPAS.com — Warga di empat dusun, di Desa Sugio, Kecamatan Sugio, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, dalam sebulan terakhir diresahkan dengan mengganasnya serangan ulat bulu yang menyerang permukiman warga. Begitu banyaknya ulat bulu yang masuk ke dalam rumah warga membuat sebagian warga di empat dusun meliputi Dusun Kedung Sumber, Modong, Jubel Lor, dan Suci memilih mengungsi ke rumah sanak saudara. “Ulat bulu berwarna hitam itu memasuki permukiman warga dengan merayap di sela-sela lubang tembok. Ulat ini menyerang warga dan langsung menimbulkan rasa gatal luar biasa jika menempel pada kulit manusia,” kata Thamrin (45), warga Dusun Kedung Sumber, Jumat (15/5). “Kondisi ini membuat warga takut berada di dalam rumah karena seluruh peralatan dan perabot rumah sebagian dipenuhi ulat,” katanya.
Hal senada dikemukakan Supinah (32), warga Dusun Modong yang mengaku baru pertama kali mengalami peristiwa serangan ulat bulu tersebut. Ia mengatakan, serangan hama ulat itu tidak hanya menyerang warga, tetapi juga menyerang tanaman kedelai yang siap panen. “Hama ulat itu memakan daun dan isi kedelai yang siap dipanen,” katanya. Sebenarnya, kata Supinah, warga sudah berupaya membasmi serangan hama ulat. Namun, hingga kini usaha tersebut belum berhasil, justru serangan ulat makin mengganas. Warga hanya bisa berharap kepada Pemkab Lamongan untuk segera turun tangan membasmi hama ulat. Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Lamongan Abdur Rifai, menegaskan, mengganasnya ulat bulu itu karena faktor pergantian cuaca dan itu tidak berbahaya.
Dan sekarang di tahun 2011 ulat bulu kembali menyerang pepohonan dan rumah warga, tepatnya di daerah probolinggo, dan kabar yang terakhir ulat bulu juga sudah menyerang sebagian wilayah kota Batu, dan jombang.

Penyebab peristiwa jutaan Ulat Bulu yang menyerang pepohonan dan rumah warga.
Kondisi cuaca tak menentu di Tanah Air diduga kuat sebagai penyebab ulat bulu (desiciria inclusa) yang jumlahnya mencapai jutaan ekor menyerang enam desa di lima kecamatan Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. “Ini kemungkinan besar, karena disebabkan oleh anomali cuaca,” ujar Kepala Laboratorium Hama Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang Dr. Ir. Totok Himawan saat dihubungi melalui telepon genggamnya, Kamis (31/3/2011). Dia menjelaskan, ulat bulu cepat berkembang biak sejalan dengan cuaca buruk terus terjadi. Para predator selama ini menjadi musuhnya, tidak mampu bertahan hidup dengan kondisi cuaca seperti itu.

5 komentar:

  1. hmm mengerikan sekali ya,,aplg bgi yg pobia sama ulat.,oy untk ulat bulu yg ada d lamongan apkah pnyebabnya hnya prgantian cuaca sja??klo ya knpa gak mnyerang daerah lain yg jg mnglmi prgntian cuaca??llu faktor ap yg nyebabin ulat trsebut pndah2?

    ReplyDelete
  2. bukannya pindah sih menurutQ.kn ulat itu berkembang biak.metamorfosis. jd menyebar..pergantian cuaca yang g tentu faktor utama. ada lagi faktornya, yaitu di rantai makanannya ada yg putus.ulat sbg konsumen awal. nah karena konsumen yg kedua, burung (misalnya) g ada, nah itu bisa jadi faktor penghambatnya. ulat semakin banyak di daerah tertentu. bisa dikarenakan ulah manusia. yaitu berburu.

    ReplyDelete
  3. berburu siapa maksudnya?? ulat atau kupu-kupu...
    Trus, cara mengatasi penyebaran ulat bulu bagaimana???

    ReplyDelete
  4. Setiap bulan rumah saya diserang ratusan ulat selama 3-4 hari, ulat itu aelalu datang saat malam hari.. Yang bisa memberi solusi saya mohon pendapatnya

    ReplyDelete
  5. Setiap bulan rumah saya diserang ratusan ulat selama 3-4 hari, ulat itu aelalu datang saat malam hari.. Yang bisa memberi solusi saya mohon pendapatnya

    ReplyDelete