Salah satu alternatif selain pengajaran langsung untuk mengajarkan strategi-strategi belajar, khususnya dalam daerah pemahaman membaca, adalah menggunakan prosedur yang berhubungan dengan pengajaran terbalik (reciprcal teaching).
Pengajaran terbalik atau reciprocal teaching lebih menghendaki guru menjadi model dan pembantu dari pada sebagai penyaji dalam proses pembelajaran. Menurut Ann Brown dan Annemarie Palincsar (1985) guru dapat mengajarkan siswa ketarempilan-keterampilan kognitif penting dengan menciptkan pengalaman-pengalaman belajar, pada kesempatan itu mereka memodelkan perilaku tertentu dan kemudian membantu siswa mengembangkan keterampilan-keterampilan tersebut berkat upaya mereka sendiri dengan pemberian semangat, dukungan, dan suatu sistem scaffolding.
Dengan menggunakan pengajaran terbalik, siswa diajarkan empat strategi pemahaman pengaturan-diri spesifik, yaitu:
1. Klarifikasi
Guru meminta siswa untuk mencerna makna dari kata-kata atau kalimat yang tidak familiar (tidak mengerti arti kata atau kalimat tersebut). Apakah mereka dapat memahami maksud dari suatu paragraf.
Ø Apa yang dimaksud dengan kalimat tersebut?
Ø Kata apa yang dapat menggantikan kata-kata tersebut?
2. Membuat prediksi
Siswa membuat imajinasi (prediksi) kemungkinan apa yang terjadi berdasarkan informasi yang diperoleh dari buku atau dari pengetahuan sudah yang dimiliki siswa.
Ø Berdasarkan judul dan ilustrasi gambar yang ada, dapatkah kalian menerka apa topik dari tulisan tersebut?
3. Bertanya
Ini digunakan untuk memonitor dan mengevaluasi sejauh mana pemahaman siswa terhadap bacaan yang telah mereka baca
Ø Apa yang kamu pikirkan ketika kamu membaca teks tersebut?
4. Membuat Rangkuman
Setelah membaca dan di beri pertanyaan, siswa diminta untuk menetukan intisari dari bacaan yang telah mereka baca.
Ø Apa yang kamu ingin sampaikan melalui teks tersebut?
Tetapi pada saat guru menggunakan strategi ini dalam pembelajaran mungkin guru akan mengalami beberapa permasalahan sebagai berikut:
1. Prediction
Siswa tidak bisa membuat prediksi yang logis berdasarkan informasi dari teks atau dari pengalaman diri sendiri (kesulitan membuat prediksi)
2. Quistioning
Pertanyaan yang diajukan sudah ada jawabanya di dalam bacaan (teks book), sehingga pertanyaan tersebut tidak membuat siswa untuk menganalisis pertanyaan tersebut.
3. Clarifying
Siswa kesulitan dalam mengklarifikasi. Siswa tidak bisa mengorganisasi ide-ide penting yang ada di dalam teks, atau kebingungan dengan kata-kata yang baru.
4. Summarizing
Siswa terkadang salah memutuskan ide atau kalimat mana yang dianggap penting dan mana yang tidak penting. Atau ringkasanya terlalu panjang.
aku masih bingung nie tentang pembelajaran terbalik???bisa tidak implementasi dalam kegiatan belar mengajar seperti apa????
ReplyDeleteMenurut sya, pengajaran terbalik itu bgus untuk melatih kemampuan verbal siswa...
ReplyDeleteMata pelajaran pa sja yg cocok menggunakan pengajaran terbalik?
artikel ini bermanfaat sekali bagi saya,
ReplyDeletetapi ada yang mau saya tanyakan .
menurut anda, apa kelemahan dari pengajaran terbalik ini ??
Menurut anda, apakah pengajaran terbalik ini dapat digunakan pada semua jenjang sekolah??
ReplyDeleteDengan pengajaran terbalik, siswa menjadi lebih aktif karena mereka tidak hanya belajar dengan cara melihat dan mendengar namun juga dengan berbicara. Dengan keaktifan siswa, mereka lebih terjaga motivasi belajarnya.
ReplyDeletebisa ga diberi gimana implementasinya di kelas?
ReplyDelete